1. Teater Kabuki
Teater Kabuki terkenal dengan warna settingnya yang cerah, akting yang dilebih-lebihkan, serta musik dan tarian yang hidup dan penuh emosional. Kabuki merupakan bentuk paling populer dari teater tradisional Jepang. Pada pertengahan 1980, Kabuki menjadi populer di AS. Kabuki sendiri muncul pada awal tahun 1600-an. Seni teater Kabuki diciptakan oleh seorang wanita dari kuil bernama Okuni dan dipertunjukkan di atas sungai yang kering di ibu kota Kyoto zaman dahulu. Pada saat itu, Kabuki merupakan terobosan yang menarik minat masyarakat Kyoto yang akhirnya mengakibatkan timbulnya semakin banyak perkumpulan Kabuki lain.
2. Drama Klasik Noh dari Jepang
Terinspirasi secara spiritual dan artistik oleh Zen Buddhism, Teater Noh Jepang tersusun atas empat komponen: musik (suara, instrumen), koreografi (tari, gestur), sastra (teks/naskah), dan efek dramatik (topeng, kostum). Musik instrumentalia, vokal, dan pemeranan/action digabungkan dalam produksi teater Noh dan sering menampilkan peran yang bervariasi. Sebagai contoh, suara tekak/garau yang diucapkan dengan keras oleh para penabuh genderang guna menandai waktu serta untuk menciptakan suasana atau memberikan suatu atmosfir dalam pertunjukan tersebut.
3. Opera Peking
Opera Peking, di Beijing, Cina, mengkombinasikan musik, tarian akrobatik, dan kostum yang spektakuler digunakan untuk menceritakan cerita-cerita tentang sejarah Cina dan folklor. Secara abstrak, gestur-gestur yang bersifat simbolis dalam arti dramatik, para aktor memerankan tokohtokoh yang bersifat kepahlawanan, ketuhanan, dan mengenai dunia hewan/fabel, dengan mengeksplorasi musik yang bernuansa peperangan. Riasan dan kostum yang rumit mengidentifikasi karakter dengan tujuan memudahkan penonton mengenalkarakter suatu tokoh. Baca juga keunikan teater mancanegara di asia
Teater Kabuki terkenal dengan warna settingnya yang cerah, akting yang dilebih-lebihkan, serta musik dan tarian yang hidup dan penuh emosional. Kabuki merupakan bentuk paling populer dari teater tradisional Jepang. Pada pertengahan 1980, Kabuki menjadi populer di AS. Kabuki sendiri muncul pada awal tahun 1600-an. Seni teater Kabuki diciptakan oleh seorang wanita dari kuil bernama Okuni dan dipertunjukkan di atas sungai yang kering di ibu kota Kyoto zaman dahulu. Pada saat itu, Kabuki merupakan terobosan yang menarik minat masyarakat Kyoto yang akhirnya mengakibatkan timbulnya semakin banyak perkumpulan Kabuki lain.
2. Drama Klasik Noh dari Jepang
Terinspirasi secara spiritual dan artistik oleh Zen Buddhism, Teater Noh Jepang tersusun atas empat komponen: musik (suara, instrumen), koreografi (tari, gestur), sastra (teks/naskah), dan efek dramatik (topeng, kostum). Musik instrumentalia, vokal, dan pemeranan/action digabungkan dalam produksi teater Noh dan sering menampilkan peran yang bervariasi. Sebagai contoh, suara tekak/garau yang diucapkan dengan keras oleh para penabuh genderang guna menandai waktu serta untuk menciptakan suasana atau memberikan suatu atmosfir dalam pertunjukan tersebut.
3. Opera Peking
Opera Peking, di Beijing, Cina, mengkombinasikan musik, tarian akrobatik, dan kostum yang spektakuler digunakan untuk menceritakan cerita-cerita tentang sejarah Cina dan folklor. Secara abstrak, gestur-gestur yang bersifat simbolis dalam arti dramatik, para aktor memerankan tokohtokoh yang bersifat kepahlawanan, ketuhanan, dan mengenai dunia hewan/fabel, dengan mengeksplorasi musik yang bernuansa peperangan. Riasan dan kostum yang rumit mengidentifikasi karakter dengan tujuan memudahkan penonton mengenalkarakter suatu tokoh. Baca juga keunikan teater mancanegara di asia